Sabtu, 14 Februari 2015

Macam - Macam Aneka Pernak-Pernik Imlek Di Pancoran




Tahun Baru China atau biasa disebut Imlek akan tiba dalam beberapa hari ke depan. Para penduduk etnis Tionghoa sudah mulai sibuk berbelanja aneka pernik Imlek yang khas dengan warna merah menyala ini. Salah satu sentra penjualan pernik Imlek yang sudah sejak lama tersohor terletak di kawasan Jalan Pancoran, Glodok.
Memasuki bulan Februari, di kiri dan kanan Jalan Pancoran. Glodok ini sudah makin ramai pedagang musiman yang menjual berbagai pernik, seperti lampion, angpau, baju cheongsam, bunga Mei Hua, dan aneka manisan serta kue khas Imlek. Suasana menjadi semarak karena didominasi oleh warna merah bercampur emas dan hijau yang mendominasi berbagai barang dagangan di sana.   
Para pedagang yang menjajakan pernik Imlek ini umumnya adalah pedagang tetap di pasar tersebut. Mereka sementara ini mengubah produk jualannya menjelang tahun baru China. Hari Susanto, pedagang baju cheongsam di tempat itu bilang, kegiatan seperti ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun silam.
Hari mengaku sudah mulai berjualan baju cheongsam sejak Oktober 2014. Dia menggelontorkan modal Rp 50 juta untuk membeli baju-baju cheongsam. Dia mencicil pembelian barang dagangan setiap minggu.
Ada dua jenis cheongsam yang dijual, yakni yang berbahan lokal dan cheongsam dengan bahan impor. Harga jual cheongsam dari bahan lokal sekitar Rp 30.000– Rp 70.000 per unit. Untuk cheongsam yang berbahan impor dijual lebih mahal, berkisar Rp 150.000–
Rp 300.000 per unit.  
Pria yang sudah menjadi penjual musiman pernak-pernik Imlek sejak tahun 1996 ini bisa mendapatkan omzet Rp 1,5 juta–Rp 2 juta dalam sehari. Semakin mendekati Imlek, omzetnya terus bertambah hingga sekitar Rp 3 juta per hari.
Penjual pernik Imlek lainnya, Yanti Ernawati, mengaku mulai membuka lapak sejak awal Januari 2015. Dia menjajakan lampion, stiker, angpao, kuningan, dan lain-lain. Harga jual produknya mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 500.000 per unit. "Kalau saya menjual kuningan, ini nggak dijual di tempat lain. Tapi tempat lain punya barang unik lainnya yang pasti nggak dijual di tempat saya," tutur Yanti.
Yanti mengaku sudah lima tahun menjadi penjual pernak-pernik imlek musiman ini. Tiap tahun, dia harus mengeluarkan modal Rp 10 juta untuk belanja barang-barang Imlek ini.  Omzet usaha yang didapat Yanti sekitar Rp 2 juta sehari. Namun di akhir Januari sampai Februari, sedikitnya dia bisa mendapatkan omzet Rp 4 juta sehari.
Namun, mereka mengaku omzet di tahun ini jauh lebih kecil dari tahun lalu, karena jumlah pengunjung yang datang tidak seramai dulu. Yanti mengaku omzetnya tahun ini turun sampai 50%. Sedangkan Hari mengaku mengalami penurunan omzet hingga mencapai 70% di tahun ini. 
 
BLOGGER INDONESIA